Saturday, January 26, 2013

DAKWAH DUSTA!



Kisah cinta yang dikutip oleh Syaikh ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan

Ini kisah tentang seorang gadis yang sebegitu cantik. Dialah sang bunga di sebuah kota yang harumnya semerbak hingga ke negeri-negeri tetangga. Tak banyak yang pernah melihat wajahnya, sedikit yang pernah mendengar suaranya, dan bisa dihitung dengan jari orang yang pernah berurusan dengannya. Dia seorang pemilik kecantikan yang terjaga bagaikan bidadari di taman syurga.

Sebagaimana wajarnya, sang gadis juga memendam cinta. Cinta itu tumbuh anehnya kepada seorang pemuda yang belum pernah dilihatnya. Hanya kerana kabar. Hanya kerana kabar cinta itu mekar, kabar bahwa pemuda itu bagai Nabi Yusuf zaman ini. Bahwa akhlaknya suci. Bahwa ilmunya tinggi bahkan namanya kerap muncul dalam doa para ibu yang merindukan menantu.

Dan cinta sang gadis tak lagi bisa menunggu. Hingga hari itu pun tiba. Sang pemuda berkunjung ke kota si gadis untuk sebuah urusan. Sang gadis telah terbakar rindu pada sosok yang bayangannya mengisi ruang hati. Maka ditulisnyalah surat itu, memohon bertemu.

Dan ia mendapat jawaban, “Ya” katanya.

Akhirnya mereka bertemu di suatu tempat yang disepakati. Berdua sahaja. Awal-awal tak ada kata-kata. Tapi bayangan masing-masing telah merasuk jauh  menembus mata, menghadirkan rasa tak karuan dalam dada. Si gadis dapati apa yang dibayangnya tidak sebanding aslinya. Lalu diberanikannya bicara.

“Maha Suci Allah”, kata si gadis sambil sekilas kembali memandang, “Yang telah menganugerahkan engkau wajah yang begitu tampan”

Sang pemuda tersenyum.

Ia menundukkan wajahnya. “Andai saja kau lihat aku”, katanya, “Sesudah tiga hari dikuburkan, ketika cacing berpesta membusukkannya. Ketika ulat-ulat bersarangdi mata. Ketika hancur wajah menjadi busuk bernanah. Anugerah ini begitu sementara. Janganlah kau tetripu olehnya.”


“Betapa inginya aku”, kata si gadis, “ Meletakkan jemariku dalam genggaman tanganmu”
Sang pemuda berkeringat dingin mendengarnya. Ia menjawab sambil tetap menunduk memejamkan mata. “Tak kurang inginnya aku berbuat lebih dari itu. Tetapi coba bayangkan, kulit kita adalah api neraka, yang satu bagi yang lainnya. Tak berhak saling bersentuhan dan kelak hanya menjadi penyesalan yang tidak berkesudahan.”

Si gadis tertunduk. “Tapi tahukah engkau”, katanya melanjutkan, “Telah lama aku merindukan saat aku bisa meletakkan kepalaku di dadamu yang berdegup, agar berkurang beban-beban, agar Allah menghapuskan kesempitan dan kesusahan”

“Janganlah lakukan itu kecuali dengan haknya”, kata si pemuda. “Sungguh kawan-kawan akrab pada hari kiamat satu sama lain akan menjadi seteru. Kecuali mereka ynag bertakawa”


-----------------


Cukup sampai sini sang kisah.
Sarat dengan ibrah buat para duat.
Terperangkap.

Kita lihat bahwa sang pemuda demikian fasih membimbing si gadis untuk menghayati kesucian dan ketaqwaan kepada Allah. Tapi, dalam kisah indah ini kita tanpa sadar melupakan satu hal. Bahwa sang pemuda dan gadis melakukan perlanggaran syariat. Bahwa sang pemuda mencampuradukkan kebenaran dan kebathilan. Bahwa sang pemuda telah meniup nafas dakwah dalam atmosfera yang ternoda.

Dan si gadis kelihatannya sama sekali tidak mengendahkan kalimat dakwah yang dibawa. Dia makin berani menimbulkan syahwat dalam hati.
Kesalahan ini bermula dari awal, bahwa mereka berkhalwat.  
Ya berkhalwat.

Pada mata kasar nampak pemuda itu membawa dakwah, tapi tidak. Ini, dakwah dusta. Dalam hari hari kita melaksanakan tugas menyampaikan shahadah kepada orang disekeliling kita, sering sekali kita terlepas pandang hal ini. Bahwa kebenaran dan kebathilan tidak langsung mungkin boleh disatukan.

Yang putih tetap putih dan yang hitam tetap hitam.

Mari kita berhati-hati.


------

Dipetik dan disunting
dari buku Jalan Cinta Para Pejuang

4 comments:

L.I said...

jazakallah khairan atas perkongsian...tersentak sebentar

atiqa said...

awal kisah hingga b'akhirnya kisah tu, sy t'tanya2...knapa ckp tajuk entri ne 'dakwah dusta'?

baca..baca dan baca.

ooh..nampak pmainannya di situ.
pmuda tu x spatutnya bstuju utk jmpa dgn pmpuan tu..

sy btul, atau salah?

p/s: mohon izin share..

Bakal Jenazah said...

deep meaning. Allah..thanks for sharing..:D

Aqilarin said...

sentap! dush.

tiada zon kelabu utk menghalalkan yg haram.

jazakallah atas peringatan.