Showing posts with label SILENT SUNDAY. Show all posts
Showing posts with label SILENT SUNDAY. Show all posts

Sunday, November 25, 2012

BAYU SENJA









Jemari ini jika bukan kerana rahmatNya
Entah bakal terkulai bagai apa
Nafas ini walau ribuan kali silih berhembusan
Kalau tiada barakahNya nyaris saja retak

Hidup bagaikan penumpang
Banyak hutang dan janji tunggu dilunaskan
Lewat-lewat kata dan tinta
Di bahu segunung amanah, bukan pilihan

Lantaklah sejauh mana suara bergema
Habis ruang sekalipun minda terbang
Kalau jasad berdiri kokoh,bingung
Jangan di harap menghirup haruman

Berlarilah sekuat hati
Makin menjauh makin mereput hatimu
Walau ditawan timur dan barat
Namun nama Tuhan tidak sekelumit tersemat

Apalah dunia sebutir rahmat
Jadi rebutan sekalian ummat
Padahal itu semua mimpi indah
Andai disentuh jadi butir butir karat

Cukuplah segala yang kau hilang
Hari-hari semalam

Sunday, July 8, 2012

HARI HARI SEMALAM



Di saat bicara mula kelu

Tika cahaya mula meredup

Hilang lesap

Daku melontar satu pandangan

Mengintai jauh memanah bintang

Terbawa-bawa mimpi semalam

Andai Engkau tidak memilihku

Ke mana dituju hari ini?

Disusuri lumpur

Pernah sekali tercemar

Pendek akal bingkas terikut

Hari ini hati menyoal bertanya

Meratapi hari-hari semalam

Jika Engkau tidak kurniakan nikmat ini

Maka di mana harus ku letak nama

Bertemankan bintang yang sama

Cahaya kirimanMu menyuluh

KasihMu menjemput

Soalnya, apa aku layak wahai Tuhan?


Kalau bukan kerana kurnia Allah dan rahmatNya kepadamu, nescaya tidak ada seorang pun di antara kamu yang bersih daripada perbuatan keji dan mungkar itu selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui
(An Nur: 21)

Sunday, June 24, 2012

DI PINGGIR DESA

Di pinggir desa

Lambaian pepohon, mesra menyapa

Si pungguk bersiul, ceria

Ombak gelap melambung tinggi

Mematikan niat di hati, Melenyapkan kata

Di pinggir desa

Bersemayam sepi sang raja

Mengeluh merintih hilang takhta

Kudrat tiada, upaya binasa

Mengadu sembah, Pada Raja segala raja

Di pinggir desa

Deretan gunung ganang

Bercerminkan langit cerah

Jalur anak-anak sungai

Segala makhluk yang mendiaminya

Adapun berbeza, Melafaz tasbih yang serupa

Di pinggir desa

Sejenak terpaku, Melihat drama dunia

Manusia alpa mengundang sedih

Asyik bermain melambung batu

Hingga lupa Sang Pencipta


Ketahuilah sesungguhnya kehidupan di dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagungkan para petani.

Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu

(Al Hadid :20)