Terjemahan : Ust Musyaffa Ahmad Rahim, MA
وَلَعَلَّهَا كَلِمَةٌ قَاسِيَةٌ – أَيُّهَا
الْإِخْوَةُ – وَلَكِنَّهَا مِنَ الْحَقِّ:
Bisa jadi, ini merupakan kosa kata yang kasar – wahai
ikhwah – namun, ia bagian dari kebenaran.
نَسْتَشْهِدُهَا هُنَا، فِيْ هَذَا الْمَوْطِنِ،
بِقَوْلٍ صَادِقٍ لِسُفْيَانَ اَلثَّوْرِيِّ – رَحِمَهُ اللهُ –
Kosa kata itu kami jadikan dasar di sini, di tempat ini,
kosa kata yang terambil dari ucapan jujur seorang ulama’ tabi’in: Sufyan
Ats-Tsauri – rahimahullah –
فَقَدْ رُؤِيَ حَزِيْنًا، فَقِيْلَ لَهُ:
مَا لَكَ؟
فَقَالَ: (صِرْنَا مَتْجَرًا لِأَبْنَاءِ
الدُّنْيَا، يَلْزَمُنَا أَحَدُهُمْ، حَتَّى إِذَا تَعَلَّمَ: جُعِلَ قَاضِيًا أَوْ
عَامِلًا).
Di mana Beliau pada suatu hari terlihat berduka, maka
ditanyakan kepada Beliau: “apa yang membuatmu berduka?”.
Maka Beliau menjawab: “Kami telah menjadi bursa bagi para
pencari dunia, menjadi kewajiban kami untuk mentarbiyah dan mendidik mereka,
namun, setelah ia (selesai) belajar, ia menjadi hakim atau pejabat”!!!.
قَالَ أَحْمَدُ اَلرَّاشِدُ مُعَلِّقًا:
Syekh Ahmad Ar-Rasyid berkomentar demikian:
إِنَّهَا الْحَقِيْقَةُ الْمُؤْلِمَةُ فِيْ
حَيَاةِ كَثِيْرٍ مِنَ الدُّعَاةِ.
Sungguh, ini merupakan fakta yang menyakitkan, fakta dalam
kehidupan kebanyakan aktifis dakwah
تُعَلِّمُهُمُ الدَّعْوَةُ اَلْفَصَاحَةَ
وَاللَّبَاقَةَ الَّتِيْ تُمَكِّنُهُمْ مِنْ حِيَازَةِ فُرَصٍ جَيِّدَةٍ، فَإِذَا حَازُوْهَا:
فَتُرُوْا،
Di mana dakwah telah mengajarkan kefasihan dan ketangkasan
kepada mereka, kefasihan dan ketangkasan yang membuat mereka mendapatkan banyak
peluang bagus, namun, begitu mereka mendapatkannya, mereka futur[1]!!!
أَوْ تَفْتَحُ لَهُمُ الدَّعْوَةُ بَابَ
الدِّرَاسَاتِ الْعُلْيَا، وَلَعَلَّ إِخْوَانَهُمْ سَعَوْا لَهُمْ لَدَى الْمَسْؤُوْلِيْنَ
اَلْحُكُوْمِيِّيْنَ لِحَيَازَةِ الْبِعْثَاتِ وَالزِّمَالَاتِ، وَلَرُبَّمَا أَعَانُوْهُ
بِالْمَالِ، ثُمَّ يُؤْنِسُهُ إِخْوَانُهُ فِيْ غُرْبَتِهِ وَيَعْصِمُوْنَهُ الْفِتَنَ،
وَيَخْلُفُوْنَهُ فِيْ أَهْلِهِ، فَإِذَا تَخَرَّجَ وَرَجَعَ: فَتَرَ، وَفَكَّرَ فِيْ
عُذْرٍ يَتَمَلَّصُ بِهِ مِنَ الْعَمَلِ.
Atau, dakwah telah membuka untuk para aktifis itu peluang
studi pasca sarjana, dan bisa jadi, ikhwah yang lain telah mengupayakan melalui
berbagai pihak di pemerintahan untuk mendapatkan peluang studi di luar negeri
atau peluang pertukaran pelajar, dan bisa jadi ikhwah yang lain itu telah
membantunya dengan harta, lalu, ikhwah yang terlebih dahulu ada di luar negeri
mendampinginya selama berada di luar negeri, membentenginya agar terlindung dari
berbagai godaan. Mereka pun mengurus keluarganya yang ditinggalkan. Namun,
begitu sang akh lulus dan kembali, ia malah menjadi futur dan berfikir mencari
alasan untuk tidak terlibat dalam aktifitas dakwah.
قَدْ تَصِيْرُ الدَّعْوَةُ مَتْجَرًا لِأَبْنَاءِ
الدُّنْيَا، يَلْزَمُهَا أَحْيَانًا، حَتَّى ِإِذَا صَارَ مُوَظَّفًا كَبِيْرًا، أَوْ
أُسْتَاذًا جَامِعِيًّا، وَ(اخْتِصَاصِيًّا خَبِيْرًا): تَرَكَهَا، وَانْفَرَدَ يَبْنِيْ
مُسْتَقْبَلَهُ.
Dengan demikian, dakwah telah menjadi bursa bagi para
pencari dunia yang terkadang menjadi kewajibannya untuk hal ini, lalu, setelah
seorang aktifis menjadi pejabat besar, atau guru besar di perguruan tinggi,
atau menjadi konsultan ternama, ia malah meninggalkan dakwah dan membangun masa
depan pribadinya.
كَلِمَةٌ مُرَّةٌ يَجِبُ أَنْ يَتَقَبَّلَهَا
الدُّعَاةُ، فَإِنَّ كَتِفَ الدَّعْوَةِ يَئِنُّ لِكَثْرَةِ الَّذِيْنَ حَمَلَهُمْ
وَتَنَكَّرُوْا لَهُ.
Sungguh, sebuah kosa kata yang pahit yang harus ditelan
oleh para aktifis dakwah, sebab pundak dakwah semakin berat menanggung beban
orang-orang yang harus dipikulnya dan lalu melupakannya.
فَاعْقِدُوا الْعَزْمَ عَلَى الْوَفَاءِ
لِهَذِهِ الدَّعْوَةِ الْمُبَارَكَةِ – أَيُّهَا الإِخْوَةُ – وَاجْعَلُوا الشَّهَادَةَ
الْعَالِيَةَ أَوِ التِّجَارَةَ أَوِ الْمَنْصِبَ فِيْ خِدْمَةِ الدَّعْوَةِ، لَا لِلصِّيْتِ،
وَإِلَّا، فَإِنَّ الْأَمْرَ كَمَا يَقُوْلُ بَعْضُ السَّلَفِ:
Oleh karena itu – wahai aktifis dakwah – bulatkan tekad
untuk tetap setia kepada dakwah yang berkah ini, dan jadikan ijazah
kesarjanaan, atau sukses bisnis, atau jabatan, untuk berkhidmah kepada dakwah,
bukan untuk mencari popularitas, jika tidak, maka urusannya seperti perkataan
sebagian salafus-salih:
(إِنَّهُ قَلَّ مَنْ يُسِرُّ لِنَفْسِهِ
الْجَاهَ وَالصِّيْتَ فَأَمْكَنَهُ الْخُرُوْجَ مِنْهُ).
“Sesungguhnya, sedikit sekali
orang yang berkata pada dirinya untuk mendapatkan pangkat dan popularitas, lalu
ia dapat keluar dengan selamat darinya”.
(من كتاب “المسار” لأحمد الراشد)
Sumber: kitab al-Masar, karya Ahmad Ar-Rasyid.