Sungguh
mu’min itu bersaudara
Aku baca
berkali-kali
Namun masih gagal kurasai persaudaraan ini
Pada pandangan mata masih kulihat benci dan api
Langsung tidak terkenang wajah apatah lagi merindu
Aku, pantaskah aku mengaku mu’min?
Pada pandangan mata masih kulihat benci dan api
Langsung tidak terkenang wajah apatah lagi merindu
Aku, pantaskah aku mengaku mu’min?
Sungguh
orang yang beriman apabila disebut nama Allah
bergetar hati mereka
Apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambah kuat imannya
bergetar hati mereka
Apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambah kuat imannya
Ku sebut
nama Tuhanku dan Tuhanmu,
Aku, aku tiada rasa ada getaran
Tidak kurasai darah yang mengalir bersama ketakwaan
Kubaca ayat-ayatNya berulang-ulang
Ah imanku masih sama, senipis bawang lama
Bukan aku, bukan aku yang beriman itu
Aku, aku tiada rasa ada getaran
Tidak kurasai darah yang mengalir bersama ketakwaan
Kubaca ayat-ayatNya berulang-ulang
Ah imanku masih sama, senipis bawang lama
Bukan aku, bukan aku yang beriman itu
Hati kian membengkak merasa besar
Yang putih disangka suci, air nanah kehinaan
Tangisi kepergian imanmu
Tika mana dikatakan membenci dengan hati selemah iman
Namun hati masih serupa
Tangisilah, iman mu apakah yang tersisa?
Yang putih disangka suci, air nanah kehinaan
Tangisi kepergian imanmu
Tika mana dikatakan membenci dengan hati selemah iman
Namun hati masih serupa
Tangisilah, iman mu apakah yang tersisa?
Al-A’rab (orang Arab
Badwi) itu berkata: "Kami telah beriman.” Katakanlah: "Kamu belum
beriman, tetapi katakan sahaja, ‘Kami telah aslim (menyerah diri),’ kerana iman
itu belum masuk ke dalam hati kamu.
Dan jika kamu taat kepada Allah dan
rasul-Nya, Dia (Allah) tidak akan mengurangi daripada amalan kamu sedikit pun.
Sesungguhnya Allah adalah al-Ghafur (Maha Pengampun), lagi al-Rahim (Maha
Mengasihani).”
(49:14)
(49:14)
2 comments:
Aslim.
Aku Aslim.
Allahu Allah.
aku punnn T_T
Post a Comment